Asosiasi Guru Penulis Lembata

Hadiah Buku Pendidikan Matematika Realistik yang diberikan oleh Arie Wibowo, M.Pd guru matematika asal Kalimantas Selatan dalam momen Olimpiade Guru Nasional Tahun 2018 di Hotel D'Max, Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat tanggal 4 - 8 Mei 2018

Perwakilan NTT

Lima perwakilan NTT dalam ajang olimpiade guru nasional tahun 2018 yang terdiri dari guru mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan guru kelas SD bersama para petinggi Kesharlindung Dikdas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Busana Daerah Papua

Bersama perwakilan guru asal Papua dalam ajang olimpiade guru nasional tahun 2018 saat malam penutupan, yang diwarnai dengan kekaragaman busana daerah masing-masing

Display Inovasi Pembelajaran

Menyanggahi pertanyaan para juri pada tahapan display dalam ajang Inovasi Pembelajaran tahun 2017 di Hotel Mercure Harvestland, Kuta, Bali, tanggal 4 - 8 September 2017

Wisata ke Pandawa

Diberikan kesempatan oleh panitia inobel untuk wisata bersama kelompok MIPA. Ini adalah salah satu destinasi wisata di Bali yang saya senangi

Selasa, 28 April 2015

Beasiswa S2 Bagi Calon Pengawas Sekolah (Kepala Sekolah Guru)


Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015 memberikan kesempatan kepada pengawas sekolah dan calon pengawas sekolah (kepala sekolah / guru) jenjang pendidikan menengah untuk mengikuti Program Strata 2 (S2) melalui beasiswa secara penuh.
Kriteria Calon Peserta
Pengawas atau calon pengawas sekolah (kepala sekolah atau guru yang akan dipersiapkan menjadi pengawas sekolah) Pendidikan Menengah berstatus PNS (diutamakan pengawas sekolah);
Berusia maksimal 50 tahun pada bulan Juni 2015 untuk pengawas sekolah, sedangkan bagi calon pengawas sekolah (kepala sekolah / guru) berusia maksimal 48 tahun;
Memiliki golongan / pangkat minimal IIIc / penata atau masa kerja PNS minimal 6 Tahun;
Sehat Jasmani dan Rohani.
Persyaratan Pendaftaran Calon Peserta
Calon peserta mengirimkan persyaratan pendaftaran peserta sebagai berikut:
  • Surat permohonan menjadi peserta seleksi Program Beasiswa S2 kepengawasan.
  • Formulir Pendaftaran
  • Fotokopi Ijazah S1 / D4 yang sudah dilegalisir oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau kepala dinas pendidikan kab / kota setempat.
  • Fotokopi Transkrip Nilai / Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75 yang sudah dilegalisir oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau kepala dinas pendidikan kab / kota setempat.
  • Fotokopi SK Pengangkatan terakhir.
  • Fotokopi Kartu Identitas.
  • Surat Keterangan Sehat dari Dokter.
  • Pasfoto Berwarna 1 Lembar.
  • Surat izin mengikuti seleksi dari Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setempat (ditembuskan ke BKD).
Berkas pendaftaran calon peserta sudah diterima panitia selambat-lambatnya tanggal 1 Juli 2015.
Berkas pendaftaran dikirim melalui pos / jasa pengiriman ke alamat:
Subdit Program dan Evaluasi
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung D Lantai 12, Jl. Jend. Sudirman Pintu 1 Senayan Jakarta 10270
atau di scan dan dikirim ke alamat email program.pptkdikmen@kemdikbud.go.id atau beasiswas2.ptk@gmail.com
Ketentuan wilayah Program Beasiswa S2:
Sulawesi, Maluku dan Papua di Universitas Negeri Makassar (UNM)
Kalimantan, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung dan Bengkulu di Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT di Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Selatan, Jambi dan Sumatera Barat di Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Pelaksanaan tes tertulis dan wawancara akan dilaksanakan di Universitas sesuai dengan wilayah yang sudah ditentukan (bagi peserta yang lulus seleksi administrasi akan dikirimkan undangan untuk mengikuti tes tertulis dan wawancara).
Bagi peserta yang lulus tes tertulis dan wawancara harus menyerahkan persyaratan yang diminta pihak Universitas dan surat izin belajar dari Badan Kepegawaian Daerah setempat.
Apabila peserta yang sudah dinyatakan lulus dan diterima sebagai Peserta Program Beasiswa S2 mengundurkan diri, maka peserta yang bersangkutan wajib mengembalikan semua dana yang sudah dikeluarkan untuk dikembalikan ke kas Negara.
Pedoman Program Beasiswa S2 Tahun 2015
Informasi lebih lanjut hubungi:
Subdit Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan PTK Dikmen,
Telp. 021-57974108

Sumber: p2tkdikmen.kemdikbud.go.id atau klik di sini

Sebagai guru, anda perlu mengetahui ini

Produk Hukum


UU No. 23 Tahun 2013

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014
Unduh dokumen, klik di sini.


Undang-undang No. 9 Tahun 2009

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan
Unduh dokumen, klik di sini.

Undang-undang No. 11 Tahun 2008

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik
Unduh dokumen, klik di sini.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
Unduh dokumen, klik di sini.

Undang-undang No. 33 Tahun 2004

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Unduh dokumen, klik di sini.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Unduh dokumen, klik di sini.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Unduh dokumen, klik di sini.

Permen No. 4 Tahun 2015

Permen No. 4 Tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Guru
Unduh dokumen, klik di sini.

Petunjuk Teknis

  • Petunjuk Teknis Tunjangan Propesi 2014 (Download)
  • Petunjuk Teknis Tunjangan Khusus 2014 (Download)
  • Petunjuk Teknis Bantuan Kualifikasi Akademik 2014 (Download)
  • Petunjuk Teknis Kualifikasi S1 Dikdas (25 Feb 2015) (Download)
  • Petunjuk Teknis STF Dikdas (25 Feb 2015) (Download
  • Petunjuk Teknis TP Pusat (25 FEBRUARI) (Download)
  • Petunjuk Teknis TP Transfer (24 Feb 2015) (Download)
  • Petunjuk Teknis Tunjangan Khusus Dikdas (25 Feb 2015) (Download)

Sumber: p2tk.dikdas.kemdikbud.go.id atau klik di sini

Senin, 27 April 2015

Siswa SDI Tapobaran Keracunan Saat Mengikuti Ujian


SISWA SDI DAN WARGA TAPOBARAN KERACUNAN

Lewoleba, mediantt.com – Ada penyakit aneh yang sepertinya sedang mewabah di Desa Tapobaran, Kecamatan Lebatukan. Selasa (22/4/2015), ketika sedang mengikuti ujian akhir, 10 dari 14 iswa dan 3 guru Sekolah Dasar Inpres (SDI) harus dilarikan ke RSUD Lewoleba, karena terserang penyakit yang belum diketahui penyebabnya. Mereka muntah-muntah saat sedang mengikuti ujian. Tak hanya siswa, pada Kamis (23/4), 12 orang warga Tapobaran juga dilarikan ke RSUD Lewoleba dengan gejala sakit yang sama. Pihak Puskesmas Hadakewa dinilai lamban memberikan respons.

Salah stau guru SDI Tapobaran, Petrus Gole, kepada mediantt.com, Kamis (23/4), mengatakan, pada Rabu (22/4) sekitar pukul 09.00 Wita, ketika sedang berlangsungnya ujian sekolah, ada 10 siswa kelas VI dari 14 siswa peserta ujian akhir dan 3 orang guru mengeluh lemas, pusing, panas tinggi dan muntah-muntah. Paahal, pada ujian hari itu, makanan yang disiapkan pihak sekolah belum juga disentuh. Mereka makan dari rumah masing-masing.

“Saya itu ada mengawas ujian di desa lain, tapi begitu mendengar kabar ini langsung menuju RSUD Lewoleba melihat kondisi anak-anak dan beberapa guru yang juga sakit,” katanya.

Sementara Cristina Mole salah satu orang tua wali murid yang anaknya juga menjadi korban, kepada media ini di RSUD Lewoleba menuturkan, anak kami ke sekolah dalam keadaan sehat. Setelah sarapan pagi, kata dia, lalu ke sekolah tanpa ada tanda atau kelainan yang terlihat.

“Tiba-tiba kami dikejutkan dengan kabar anak kami muntah-mintah dan kami tidak tahu sakit apa. Kami orang tua siapkan makan di rumah kepsek. Ini pelajaran pertama jadi belum makan.

Kami langsung kabari kepala desa, dan segera menyampaikan ke Pskesmas namun hingga jam 3 baru pihak Puskesmas turun 2 orang tenaga medis ke lapangan. Malam baru kami diantar ke bagian IGD RSUD Lewoleba untuk mendapat perawatan intensif,” katanya.

Sekretaris Kecamatan Lebatukan, Petrus Peka, ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya baru mengetahui ada kejadian tersebut jam tiga sore. Dan langsung meminta pihak Puskesmas mengirim tenaga medis ke lapangan.

Kepala UPTD PPO Kecamatan Lebatukan, Marselinus Lenggari yang dijumpai di RSUD Lewoleba, mengatakan, “Saat kejadian saya ada monitor di Desa Ile Wutung. Kadis PPO Lembata juga sudah kunjung para pasien ini dan kami sudah sampaikan secara lisan bahwa anak-anak ini sakit sehingga belum bisa mengikuti ujian lanjutan,” katanya.

Direktur RSUD Lewoleba melalui dr Bernad Yosep ketika dikonfirmasi mengatakan, para siswa dan guru ini kemungkinan keracunan. “Tapi kita sedang mendalami penyakit yang mereka derita sehingga bisa diketahui secara pasti,” katanya.

Menurut dr Bernard, pihak RSUD mendengar keluhan pasien dan mengatasi dengan memberi pengobatan. “Tim P2PL dari dinas kesehatan sedang mendalami penyakit apa yang tiba-tiba menyerang waerga desa Tapobaran terutama para siswa itu,” ujarnya.

Sekretaris Daerah (Ssekda) Lembata, Drs Petrus Toda Atawolo mengunjungi para pasien yang telah dipindahkan dari IGD ke ruang anak. Sekda meminta orang tua dan para guru agar tetap tenang dan tidak panik. “Sekarang sudah ditangani pihak medis, jadi serahkan semua kepada mereka dan yakin anak-anak kita ini akan sembuh,” kata Atawolo.

Ia juga mengatakan, pemerintah sudah mengutus tim dari dinas kesehatan untuk turun lapangan mencari tahu secara detail penyakit atau virus apa yang diderita anak-anak dan para guru ini.

“Untuk ujian nanti, setelah anak-anak sembuh baru ikut ujian susulan. Kita utamakan kesehatan mereka. Saya juga akan panggil pihak Puskesms untuk didengar penjelasannya,” katanya.

Keracunan Makanan

Secara terpisah, PLT Kepala Dinas kesehatan Lembata, Lukas Witak, ketika dikonfirmasi menjelaskan, siswa SDI dan warga Tapobaran itu lemas dan muntah-muntah karena keracunan makanan.

Ia mengatakan, Puskesmas Hadakewa dinilai lamban merespons kejadian ini karena baru tahu ada kasus itu pada pukul 14.00 Wita. Karena itu, keterlambatan mendapatkan informasi inilah yang membuat pihak puskesmas baru mengirim tenaga medis ke tempat kejadian pukul 15.00 Wita. “Jadi bukan karena mereka lambat bergerak tapi karena mereka tidak di laporkan perihal ke jadian tersebut. Saya sendiri malah lebih terlambat baru dapat informasi tersebut,.karena saya baru dikabari pukul 15.30 Wita. Dengan informasi itu saya gerakan kendaraan untuk menjemput para penderita langsung ke RSUD Lewoleba,” jelas Witak.

Ia menuturkan, masa inkubasi amuba itu 8 sampe 17 jam, jadi hasil P2LP turun lapangan menyimpulkan mereka keracunan makanan yang mereka makan pada hari sebelumnya. Sementara 12 orang warga desa yang juga dilarikan ke RSUD karena gejala yang sama karena mereka juga turut mencicipi makanan yang disiapkan bagi para peserta ujian, para guru dan pengawas.

Camat Lebatukan, Roly Betekeng, menjelaskan, memang ada sedikit keanehan sebab makanan yang sama, dimasak di tempat yang sama, namun disajikan pada meja yang berbeda. “Iitu kejadian hanya menimpa pada meja para guru, wali kelas yang makan bersama para siswa, namun hasil pemeriksaan secara medis menyatakan mereka keracunan makan. Semua kemungkinan bisa terjadi, namun kita harap hasil P2PL ke laboraturium segera keluar sehingga kita bisa tahu secara pasti apakah para siswa, guru dan beberapa orang warga benar keracunan atau ada wabah atau penyakit lain,” tegasnya.

Ia menambahkan, pada Jumat (24/4), 6 orang pasien sudah boleh pulang ke rumah, jadi masih 19 orang yang masih dirawat nntensif di RSUD Lewoleba. (steni/jdz)

Sumber: www.mediantt.com atau klik di sini

Kamis, 23 April 2015

Lesson Study


Lesson Study berasal dari Jepang yang dalam bahasa aslinya Jugyokenkyu adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok guru/dosen mata pelajaran/kuliah yang sama dalam team, guna merancang kegiatan untuk meningkatkan mutu belajar siswa dari pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dari perencanaan pembelajaran yang dirancang, diobservasi, dan melakukan refleksi secara bersama dalam team. Refleksi bersama merupakan diskusi oleh para pengamat dan guru pengajar untuk menyempurnakan proses pembelajaran dimana titik berat pembahasan pada bagaimana siswa belajar, kapan siswa belajar, kapan siswa mulai bosan mendapatkan pengetahuan dan kapan siswa mampu menjelaskan kepada temannya dan kapan siswa mampu mengajarkan kepada seluruh kelas.

Jadi, lesson study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik (guru) melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan, berlandaskan prinsip-prinsip colleagues and mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Lesson study bukan metode atau strategi pembelajaran, namun melalui lesson study dapat diterapkan berbagai pembaharuan pembelajaran berdasarkan situasi, kondisi dan permasalahan yang dihadapi guru. Berikut ini disediakan sebuah artikel lesson study yang dapat diunduh di sini. Semoga bermanfaat

Selasa, 21 April 2015

soal dan pembahasan ujian nasional tahun 2015


Ujian Nasional SMP/MTs tinggal menghitung hari. Apakah berjalan mulus, tanpa kendala seperti yang terjadi pada tingkat SMA/MA, SMK? Untuk menghasilkan generasi yang jujur saat ini mungkin masih terhambat dengan berbagai faktor, namun sebagai pendidik hal ini harus terus diperjuangkan.

Berbicara soal kejujuran dalam ujian nasional menurut Anis Baswedan sebagai menteri pendidikan, Kabupaten Lembata termasuk salah satunya. Hal ini menjadi kebanggaan bagi kita masyarakat terutama para pendidik di kabupaten Lembata, walaupun masih terdapat beberapa kecurangan yang tak dapat diungkapkan karena keterbatasan bukti.

Menjelang UN biasanya para siswa khususnya kelas 6, 9, dan 12, selalu disibukkan dengan studi atau les sore yang kebanyakan dikeluhkan para orangtua murid. Waktu istirahat dan membantu orangtuapun tersita hanya karena hal ini. Sadar atau tidak, sebagai pendidik kita merasa seolah-olah 6, 9, bahkan 12 tahun bagi siswa untuk belajar tidak cukup sehingga harus ditambah. Ini hanya mau menunjukkan bahwa bukan murid yang merasa khawatir jika tidak lulus dalam ujian, namun justru gurulah yang merasakan demikian.

Saat-saat menjelang ujian nasional seperti sekarang, siswa justru tidak ingin berbelit-belit dalam proses pembelajaran. Oleh karenanya banyak guru yang mulai memberikan trik-trik penyelesaian soal, dan hal lain yang bertujuan untuk mudah lulus dalam ujian nasional. Berikut ini adalah sebuah buku hasil karya anak pedalaman yang dapat membantu kesulitan siswa dalam berbagai macam soal ujian nasional khususnya mata pelajaran matematika. Buku ini dapat dipesan di sini, dan dibandrol dengan harga Rp70.000,00. Namun untuk saudara-saudaraku yang tidak memiliki biaya cukup didownload di sini. Semoga dapat membantu

Induksi Matematika


Dalam menyelesaikan deret baik itu deret aritmatika maupun deret geometri, ataupun dalam bentuk sigma perlu dibuktikan kembali kebenarannya. Salah satu cara atau metode yang digunakan adalah induksi matematika. Berikut ini sebuah artikel yang dapat diunduh di sini induksi matematika. Semoga bermanfaat

Konsep segitiga dan penggunaannya


Guru terkadang dalam merancang soal tidak melalui tahapan validasi yang berakibat fatal saat siswa berusaha untuk menyelesaikannya. Berikut ini sebuah artikel yang saya tulis setelah melalui diskusi panjang berdasarkan sebuah soal yang dipostingkan salah satu rekan guru pada group facebook warta guru NTT indah di sini konsep luas segitiga

Senin, 20 April 2015

Suara Sekolah Pedalaman Ilowutung


Tugas dan panggilan kadang menjadi tantangan sendiri buat orang yang bergelut di dalamnya. Hal ini yang dirasakan para guru pada keempat sekolah di pedalaman ilowutung. Berikut ini sebuah artikel yang telah saya tulis sebelumnya di sini, yang menggambarkan perjuangan untuk mencapai lembah-lembah pedalaman hanya demi satu kalimat dan tertuang dalam pembukaan UUD 1945 "mencerdaskan kehidupan bangsa"

Tidak hanya artikel di atas berikut ini juga video yang bisa ditonton, bagaimana menaklukkan puncak bengkari yang penuh tantangan. Tonton  di sini , semoga menjadi inspirasi

Pendidikan di Era Digital


Beda pimpinan beda juga pemikirannya. Perubahan kurikulum yang tak menentu, membuat para guru yang sebagai ujung tombak selalu kewalahan dalam mengimplementasikannya. Memang kurikulum 2013 (K.13) dalam penberlakuannya terkesan tidak seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya. Tahapannya bisa dikatakan aneh. Kenapa tidak, K.13 pada tahap uji coba sudah baik untuk penerapan pada sekolah-sekolah model. Herannya pada tahap ke-1 langsung diberlakukan untuk seluruh sekolah, yang sebenarnya diperuntukkan khusus pada kelas tertentu misalnya, kelas 1, 4, 7, dan 10. Nanti pada tahap berikut berlanjut untuk kelas 1, 2, 4, 5, 7, 8 dan 10, 11. Sampai pada tingkat / tahun ke-3 secara keseluruhan sudah mengimplementasikan dan tahun tersebut juga diberlakukan UN menggunakan kurikulum yang dimaksud.

Setelah selesai memperbaiki sistem pemberlakuan K.13 gilirannya pemerintah melalui kementrian pendidikan mulai mencari peluang program lain yang perlu pembenahan. Sasarannya pada masalah minimnya sumber belajar di daerah-daerah pelosok seperti buku pembelajaran, dll yang memang tidak dapat dipungkiri lagi hal tersebut. Meskipun sekolah sudah berusaha dalam pengadaannya, tetapi respon yang lambat dari pihak penyedia dengan alasan minimnya infrastruktur seperti akses untuk mencapai lokasi, dll. Yang lebih fatal lagi bila ada bantuan yang melibatkan dinas terkait (dinas pendidikan). Contoh konkret misalnya dana DAK, sekolah mengusulkan pengadaan buku pelajaran misalnya. Sayangnya yang datang hanyalah buku referensi tambahan untuk memenuhi perpustakaan sekolah. Hal seperti ini, sering dipertanyakan pihak sekolah tetapi alasannya simpel "namanya juga sumbangan", aneh tapi nyata.
Dengan demikian maka, pemerintah melalui kementrian pendidikan menghadirkan wacana tentang e-sabak sebagai alternatif dari program pengadaan buku pelajaran, membuat banyak kalangan guru dan siswa merasa bahagia, namun tak sedikit dari sebagian guru yang merasa cemas. Hal ini dapat terjadi pada para guru yang berada di daerah-daerah pelosok, sebab yang diutamakan dalam program ini adalah sekolah-sekolah di daerah pelosok yang sulit mengakses sumber informasi (sumber belajar).

Pengetahuan guru yang masih minim terhadap teknologi digital, dikhawatirkan akan berpengaruh pada proses pembelajaran. Sebab guru akan merasa minder, bila siswanya lebih optimal dalam mengoperasikan peralatan tersebut. Pertanyaannya mengapa bukan siswa yang dikhawatirkan dalam program ini? Jawabannya sederhana, karena siswa pelosok sangat agresif bila melihat hal-hal atau bentuk lainya yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Atau pertanyaan lain yang timbul, misalnya mengapa bukan buku pelajaran yang disenangi siswa pelosok? 

Menumbuhkan minat baca buku pada para siswa di pelosok memang agak sulit dilakukan, tetapi tidak semua jenis buku. Sebab ada juga siswa yang suka membaca buku-buku cerita bergambar.
Ada beberapa catatan penting bila pemerintah, melalui kementerian pendidikan serius menjalankan program ini. Sangat perlu diperhatikan beberapa hal yang memang menjadi prioritas sebelum diberlakukannya program e-sabak, seperti: 1) perlu meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan yang terstruktur dan berkelanjutan. 2) peningkatan infrastruktur penunjang e-sabak seperti; a) listrik yang memang menjadi kendala bila tabletnya low bath, b) jalan yang menjadi kendala bila ingin membangun listrik, sebab tidak mungkin semua logistik yang dibutuhkan untuk membangun listrik diangkut dengan tenaga manusia.

Masalah yang paling mendasar adalah jaringan internet yang sangat-sangat memprihatinkan. Bagaimana mungkin guru atau siswa dapat mengakses sumber belajar lain selain buku jika yang ada tersedia hanyalah jaringan telkomsel yang notabene sangatlah mahal bagi kalangan menengah ke bawah. Bukan mahalnya yang dipersoalkan, tetapi jaringannya yang tersedia hanyalah telkomsel generasi ke-2 atau yang dikenal dengan 2G. Padahal bila kita mengintip yang ada di Jakarta dan Surabaya yang sudah pada generasi ke-4 atau dikenal dengan 4G LTE memang sangat jauh berbeda. 

Dengan memanfaatkan jaringan telkomsel 2G ini, para guru hanya dapat memanfaatkan Facebook untuk berbagi pengalaman. Hanya saja bila dalam postingan ada gambar yang walaupun resolusinya kecil, bila ingin melihatnya saja bisa membutuhkan waktu hingga 10-20 menit, itupun dapat terwujud ketika jaringannya stabil.
Apakah jaringan 2G dapat mengunduh buku-buku yang banyak tersedia di internet? Jawabannya bisa, hanya saja butuh kesabaran dan menyedot banyak waktu untuk hal tersebut. Bila ini dilakukan para guru, maka terkesan hanya membuang-buang waktu. Apakah pemerintah, melalui kementrian pendidikan tetap memberlakukan program e-sabak? Kita menanti jawabannya nanti
# 2G vs 4G LTE

Bangga menjadi guru


Terinspirasi dari pesan guru matematikaku di SMA Efata SOE, tahun 2003 silam. "Tunliu" hanya sepenggal nama itu yang ku ingat. Berikut pesannya "jika ingin menjadi jutawan, maka jangan memilih berprofesi sebagai guru". Sebab menjadi guru berarti siap untuk hidup miskin. Hal inilah yang membuatku untuk mau menjadi guru. Ingin belajar melayani tanpa berharap lebih . Tujuanku seperti yang diamanatkan undang-undang yang tertuang dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 "mencerdaskan kehidupan bangsa"

Dengan pilihan hidup seperti ini, tentunya sangat berpengaruh dengan ekonomi keluarga. Sekedar memungkinkan pesan guru SMAku dan pernyataanku tersebut, berikut sebuah cerita. Pernah aku bertemu dengan seorang pegawai dinas perhubungan ketika liburan semester tahun 2004 silam yang juga salah satu anggota keluargaku. Ada satu pertanyaan dan juga sindiran dalam dialog kami. Begini pertanyaan beliau "dimana kuliahnya, dan apa urusannya?" Setelah menjawab pertanyaannya, saya ditertawakan sambil berkata "di jaman seperti ini, masih ingin menjadi guru?". Jawabanku sederhana "panggilan hidup"

Namun karena ketegaran hati dan tentunya diimbangi dengan doa, semuanya pasti bisa teratasi. Hal ini juga telah dibuktikan oleh beberapa pensiunan guru SDK Lelawerang yang juga mantan guru SD saya pada tahun 1989-1995. Dengan gaji yang begitu rendah, mereka dapat mengatasi kesulitan ekonomi dalam rumah tangganya. Bahkan tak sedikit dari mereka menyekolahkan anaknya sampai pada perguruan tinggi, dengan tujuan yang sama yaitu menjadi guru.

Dengan demikian guru pada jaman dulu memang benar-benar menyadari panggilannya, berbeda dengan sebagian guru jaman sekarang. Sejak diterbitkannya undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang mengamanatkan agar semua guru wajib bersertifikat pendidik dengan sejumlah tunjangan yang cukup menggiurkan. Maka sangatlah nampak bahwa guru bukan lagi dimaknai sebagai panggilan. Hal ini tampak pada peminat calon mahasiswa FKIP tahun 2006, naik drastis. Sebut saja undana Kupang sebelum adanya undang-undang guru dan dosen, rata-rata penggemar setiap tahun maksimal mencapai 30 orang per angkatan per program studi. Namun pada tahun 2006 dalam satu angkatan per program studi dapat mencapai 70 orang.

Guru bukan lagi panggilan hidup seperti yang terjadi pada jaman dulu. Pilihan menjadi guru, merupakan pilihan yang tepat bagi para pencari kerja. Demikianlah kenyataan yang terjadi pada saat ini, dengan harapan mendapatkan tunjangan sertifikasi guru. Namun kenyataan ketika terjun ke dalam dunia pendidikan, terjadi banyak keluhan. Keluhan utama yang seiring didiskusikan pada salah satu forum guru di NTT dalam grup facebook warta guru NTT yaitu: minimnya gaji guru honorer, dan guru bersertifikasi yang tidak memaknai arti profesi guru yang sebenarnya.

Aplikasi BOS tahun 2015


Beberapa waktu lalu telah saya berikan Juknis BOS 2015, namun berdasarkan keluhan beberapa bendahara BOS dan juga Kepala sekolah yang notabene sebagai TIM BOS tingkat satuan pendidikan, juga para guru dalam hal pelaporan keuangan yang amburadul merupakan kendala utamanya, maka akan saya berikan penjelasan berikut sebelum menggunakan aplikasi BOS tahun 2015.

Aplikasi ini dirancang dalam bentuk microsoft excel dengan VB bawaan microsoft excel yang diberi nama apelka_BOS_TS-11b yang sebelumnya pada tahun 2013 diberi nama LKT 2013_1.5.01. Aplikasi serupa telah saya gunakan sejak tahun 2011 saat masih menjabat sebagai bendahara BOS tingkat satuan pendidikan. Kenapa lebih saya pilih jenis aplikasi ini? Sebab tergolong mudah, dan familiar. Berbanding terbalik dengan aplikasi BOS yang pernah diberikan oleh saudara Sony Irawan hasil kerjasama dengan dinas PPO kabupaten Lembata pada tahun 2012 silam yang menurut saya hanya sekedar untuk mendapatkan bagian dari dana tersebut. Harga untuk aplikasi BOS yang diberi nama SIMPAKU BOS saat itu memang tergolong tidak wajar, sebab dibandrol dengan Rp 1,5 jt namun sangat tidak bermanfaat. Sebab setelah ada perubahan juknis BOS untuk tahun 2013 ternyata aplikasi ini tidak terupdate sesuai dengan petunjuk. Jelas saja aplikasi ini menjadi usang. Aplikasi BOS berbentuk microsoft excel ini, selain mudah digunakan juga gratis bahkan selalu terupdate sesuai dengan juknis-juknis BOS terbaru. Selain mudah dalam mengantri data, aplikasi inipun memberi kemudahan dalam hal pelaporan sebab cukup satu kali mengklik maka akan muncul dalam bentuk lembaran yang siap dicetak tanpa harus mengatur ukuran kertas, dll

Untuk menjalankan aplikasi ini, maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut. Buka aplikasi dengan klik kanan pilih open atau double klik pada ikannya. Setelah aplikasinya terbuka klik pada option yang muncul pada sudut kiri atas atau pada tulisan security warning some active content has been disable. Saat mengklik akan muncul kotak dialog yang berisi dua option pilihan, sehingga yang dipilih adalah enable this content dan OK. Setelah pilih OK, maka akan muncul kotak yang berisi aplikasi laporan pertanggungjawaban keuangan dana bos tingkat sekolah, maka klik tanda silang pada sudut kanan atas untuk keluar. Saat itu, akan muncul regional and language setting. Bila setingan komputer anda dalam bahasa Indonesia ataupun anda belum tahu setingannya maka pilih tombol jika belum silahkan klik tombol ini. Saat muncul kotak dialog, maka pilih format dan klik anak panah yang menunjuk ke arah bawah untuk mencari Indonesia. Jika sudah maka pilih OK, dan keluar. Silahkan isi data dasar pada tombol data umum dan program sekolah dan lainnya.

Untuk pembahasan penggunaan selanjutnya, akan saya muat dalam artikel-artikel berikutnya. Aplikasi yang dimaksud dapat diunduh di sini. Selamat mencoba, semoga bermanfaat